Selasa, 11 Oktober 2016

RASA SAKIT ADALAH SINYAL POSITIF TUBUH (Bag 1)


Kepala pusing karena tekanan darah tinggi tentu berbeda cara pendekatannya dengan kepala pusing karena kadar gula turun drastis. Bahkan pusing karena tekanan darah tinggi pun dilihat lagi sebab utamanya, karena panas dari liver, kelemahan energi ginjal, atau phlegma dalam darah. Lebih detail lagi, phlegma itu menyebabkan pengentalan darah atau sudah menyebabkan penyempitan dinding pembuluh darah? Di manakah titik pembuluh darah yang menyempit itu? Dan mungkin sejumlah pertanyaan lanjutan lainnya.

Karena itulah, kurang bijak jika kita hanya menekan gejala-gejala itu dengan obat anti nyeri dan sebagainya. "Meredam berbagai gejala penyakit dengan obat seperti membidik di tempat gelap." (Dr. Samuel Hahnemann)

Rasa pusing pada umumnya hanyalah dampak dari penyakit lain. Jika gejala pusing yang merupakan sinyal tubuh ini dihilangkan dengan obat2 penghilang nyeri seperti paracetamol dan ibuprofen, memang relatif cepat hilang rasa pusing dan nyerinya, tetapi cara ini bukanlah solusi. Bahkan bagi orang awam dapat menyebabkan kesalahan pola pikir. Mereka mengira sudah sembuh ketika gejala pusing, ngilu, atau nyerinya hilang. padahal sama sekali belum. Bahkan penyakit utamanya itu sejatinya terus memburuk, hanya saja ia tidak rasakan karena gejalanya sudah dihilangkan dengan obat2an antinyeri dan sejenisnya itu.

Beberapa waktu lalu, seorang bapak-bapak di desa kalimati kec. dukun meninggal karena bekuan darah di kepalanya. Selama beberapa bulan sebelumnya ia sering merasakan pusing, akan tetapi ia selalu mengkonsumsi obat pereda nyeri setiap kali pusing itu datang. Padahal rasa pusing itu adalah sinyal positif tubuh yang harus didiagnosa lebih lanjut apa penyebabnya, sehingga dapat diatasi dengan tepat. Semoga kesalahan pola pikir seperti ini tidak semakin berkembang di masyarakat kita.

Berikut ini beberapa sinyal tubuh yang sederhana akan tetapi cukup penting untuk dipahami dengan benar:
1. Rasa lapar
Ketika anda merasakan lapar maka makanlah, jangan menunggu datangnya jam makan. Karena asam lambung dapat meningkat dan mengganggu keseimbangan sistem cerna. Sebaliknya, jika anda belum merasa lapar maka jangan makan, meskipun jam makan sudah datang.
Demikianlah Rosul mengajarkan
نحن قوم لا نأكل حتى نجوع...
"kita adalah kaum yang tidak makan sebelum lapar..."
Alquran pun tidak menentukan bahwa jadwal makan adalah 3 kali sehari sebagaimana yang telah menjadi kebiasaan. Bahkan ada pendapat mengatakan bahwa makan itu seharusnya 5 kali sehari setiap karena ada ayat berbunyi
خذوا زينتكم عند كل مسجد وكلوا واشربوا ولا تسرفوا...
"pakailah pakaian terbaik kalian setiap kali kalian menghendaki masjid (untuk sholat), dan makan minumlah tapi jangan berlebihan..."
Secara tekstual bisa kita pahami, bahwa karena kita melaksanakan sholat 5 kali sehari, berarti kita juga seharusnya makan 5 kali sehari sebagaimana terrulis pada ayat di atas. Terlepas dari betul tidaknya pendapat tersebut, yang pasti lapar itulah sinyal pemberitahuan tubuh kepada kita kapan waktunya makan.

2. Rasa kantuk dan lelah
Banyak orang memaksa tubuhnya untuk tetap terjaga dengan mengkonsumai berbagai suplemen, tonik dan obat untuk memacu agar tubuhnya tetap segar ketika rasa kantuk dan lelah datang.
Hal ini akan mengakibatkan sejumlah gangguan keseimbangan sistem kerja tubuh. Bahkan dapat berakibat munculnya penyakit degeneratif seperri gagal ginjal. Rosul membenarkan perkatan Salman alFarisi kepada Abu Darda' yang terlalu memforair dirinya untuk puasa dan Qiyamul lail.
إن لجسدك عليك حقا مثل الذي قال لك سلمان
"sesungguhnya badanmu memiliki hak yang menjadi tanggung jawabmu sebagaiman yang salman katakan padamu."

Bersambung ke bagian ke 2 di sini

GRIYA SEHAT ALBIRUNI:
Jl. Belitung II No. 10 GKB Gresik Jawa Timur
089683188424
(Gratis konsultasi via ponsel)
Tersedia juga layanan home care therapy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar